Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah membuat strategi untuk membentuk insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan dilandasi semangat gotong-royong.
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anis Baswedan, ada tiga kerangka strategi yang dibuat supaya terbentuk insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang kita harapkan yaitu berkarakter dengan didasari semangat gotong-royong.
"Strategi pertama adalah penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan yakni siswa, guru, kepala sekolah, orang tua dan pemimpin institusi pendidikan dalam ekosistem pendidikan," kata dia dalam pemaparan materi pada diskusi panel dengan tema "Revolusi Mental Pres Indonesia Menuju Pers Profesional dan Sejahtera" di Rinjani Ballroom, Hotel Lombok Raya, Lombok, Senin (8/2).
"Fokus kebijakan diarahkan pada penguatan perilaku yang mandiri dan berkepribadian," sambung Anis.
Strategi kedua, lanjut dia, peningkatan mutu dan akses. Dia mengatakan, peningkatkan mutu pendidikan sesuai lingkup Standar Nasional Pendidikan untuk mengoptimalkan capaian Wajib Belajar 12 tahun.
"Meningkatkan ketersediaan serta keterjangkauan layanan pendidikan, khususnya bagi masyarakat yang terpinggirkan," katanya.
Sedangkan fokus kebijakan didasarkan pada percepatan peningkatan mutu dan akses untuk menghadapi persaingan global dengan pemahaman akan keberagaman, penguatan praktik baik dan inovasi.
Adapun strategi ketiga, adalah pengembangan efektivitas birokrasi melalui perbaikan tata kelola dan pelibatan publik. Anis mengatakan, melibatkan publik dalam seluruh aspek pengelolaan kebijakan dengan berbasis data, riset dan bukti lapangan.
"Membantu penguatan kapasitas tata kelola pada birokrasi pendidikan di daerah. §Mengembangkan koordinasi dan kerjasama lintas sektor di tingkat nasional. §Fokus kebijakan dimulai dari mewujudkan birokrasi Kemdikbud RI yang menjadi teladan dalam tata kelola yang bersih, efektif dan efisien serta melibatkan publik," demikian Anis.
sumber : RMOL